Kamis, 21 Januari 2010

Pengertian Pertumbuhan Dan Perkembangan Psiko-Fisik

A. Pengertian Pertumbuhan Dan Perkembangan Psiko-Fisik

1. Pengertian Pertumbuhan

Tumbuh adalah berbeda dengan perkambangan. Pribadi yang bertumbuh mengandung arti yang berbeda dengan pribadi yang berkambang. Oleh karena itu dibedakan antara pertumbuhan dan perkembangan. Dalam pribadi manusia baik jasmaniah maupun rohaniah, terdapat dua bagian yang berbada sebagai kondisi yang menjadikan pribadi manusia berubah menuju kearah kesempurnaan. Adapun dua bagian kondisional pribadi manusia itu meliputi:

a. Bagian pribadi material yang kuantitatif

b. Bagian pribadi fungsional yang kualitatif,

Kenyataan itulah yang melahirkan perbadaan konsep antara pertumbuhan dan perkembangan.

Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada material sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan dari tidak ada menjadi ada, dari sedikit menjadi banyak, dan sebaginya. Ini tidak berarti, bahwa pertumbuhan itu hanya berlaku pada hal-hal yang bersifat kuantitatif, karena tidak selamnya material itu kuantitatif.

Dari uraian di atas dapatlah kita merumuskan arti perumbuhan pribadi sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan.

2. Pengertian Perkembangan Psiko-fisik

Perkembangan ialah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada mata fungsi organ-organ jasmaniah, bukan organ-organ jasmaniahnya itu sendiri. Penekanan arti perkembangan itu terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang disandang oleh organ-organ fisik, perkembangan akan berlanjut terus hingga manusia mengakhiri hayatnya. Sementara itu pertumbuhan hanya terjadi sampai manusia mencapai kematangan fisik. Yang artinya, orang tak akan bertambah tinggi atau besar jika batas pertumbuhan tubuhnya telah mencapai tingkat kematangan.

Selanjutnya, pembahasan mengenai perkembangan ronah-ronah psiko-fisik pada bagian ini akan penyusun fokuskan pada proses-proses perkembangan yang dipandang memiliki keterkaitan langsung dengan kegiatan belajar siswa. Proses perkambangan tersebut meliputi:

a. Perkembangan motor (motor development), yakni proses perkembangan yang progresif dan berhubungan dengan perolehan aneka ragam keterampilan fisik anak (motor skills).

b. Perkembangan kognitif (cognitive development), yakni perkembangan fungsi intelektual atau proses perkembangan kemampuan atau kecerdasan otak anak.

c. Perkembangan sosial dan moral (social and moral development), yakni proses perkambangan mental yang berhubungan dengan perubahan-perubahan cara anak dalam berkomunikasi dengan obyek atau orang lain, baik sebagai individu maupun sebagi kelompok.

B. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan

Dalam mempelajari perkembangan manusia diperlukan adanya perhatian khusus mengenai proses pematangan (khususnya pematangan fungsi kognitif), proses belajar dan pembawaan atau bakat. Karena ketiga hal berkaitan erat dan saling berpengaruh dalam perkembangan kehidupan manusia tak terkeculai para siswa sebagai peserta didik kita. Dikarenakan apabila fungsi kognitif, bakat dan proses belajar seseorang dalam keadaan positif, hamper dapat dipastikan siswa tersebut akan mengalami proses perkembangan kehidupan secara mulus. Akan tetapi, asumsi yang menjanjikan ini belum tentu terwujud, karena banyak faktor yang berpengaruh terhadap proses perkembangan siswa dalam menuju cita-cita bahagianya.

C. Hukum dan Tugas-Tugas Perkembangan

1. Hukum Perkembangan

Pengertian "hukum", dalam ilmu jiwa perkembangan, tidaklah sama dengan yang biasa dikelanal dalam dunia perundang-undangan peradilan. Adapun yang dimaksud hukum perkembangan adalah kaidah fundamental tentang realitas kehidupan anak-anak (manusia) yang telah disepakati kebenarannya berdasarkan hasil pemikiran dan penelitian yang seksama. Adapun macam-macam hukum perkembangan sebagai berikut:

a. Hukum kodrat Ilahi

Tak dapat diingkari, bahwa perkembangan itu berpangkal pada kehidupan. Karena hiduplah, anak manusia bias berkembang. Sementara kehidupan itu penuh dengan ketentuan atau kodrat dari Alah.

b. Hukum mempertahankan diri

Setelah manusia ditakdirkan hidup, lalu ia secara naluriah berusaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk bias hidup secara singkat bisa dijelaskan bahwa usaha mempertahankan diri, intinya untuk memperoleh keselamatan. Sedang kselamatan, seperti halnya kehidupan, adalah modal pokok bagi pelaksanaannya proses perkembangan. Sekali lagi usaha mempertahankan diri merupakan sifat naluriah manusia. Tujuan pokoknya, agar ia selamat dan hidupnya berkelanjutan.

c. Hukum pengembangan diri

Ketika seorang anak berhasil mempertahankan diri, bersamaan itu muncul pula hasrat insaniahnya untuk mengembangkan segala potensi yang dibawah sejak lahir.

d. Hukum masa peka

Masa peka yang dimaksud ialah: suatu masa dimana sesuatu "fungsi" demikian baik perkembangannya, karena itu harus dilayani dan diberi kesempatan sebaik-baiknya.

e. Hukum tempo perkembangan

Berlangsungnya perkembangan pada anak yang satu, belum tentu sama dengan anak yang lain. Ada anak yang dalam perkembangannya kelihatan serba cepat, dan ada pula yang berlangsung amat lambat.

f. Hukum irama perkembangan

Hukum ini menyatakan bahwa, bahwa berlangsungnya perkembangan itu tidak selalu "ajeg" , konsisten dan merata pada setiap waktu. Kadang-kadang suatu proses perkembangan berjalan lancar, tapi ada pula dari keadaan biasa kemudian melonjak cepat, untuk akhirnya kembali biasa lagi atau turun.

g. Hukum sifat perkembangan

Menurut stone, perkembangan pribadi manusia itu jika diamati dengan sungguh-sungguh akan tampak adanya sifat-sifat sebagai berikut:

1) Stabil

2) Sensitive

3) Aktif

4) Teratur

5) kontinyu

h. Hukum kesatuan organis

Dalam garis besarnya. Dalam diri manusia terdapat dua jenis organ yaitu fisik dan psikis, raga dan jiwa, atau jasmani dan rohani.

2. Tugas Perkembangan

Secara sederhana, tugas oerkembangan adalah sesuatu yang diharapkan dapat dicapai seseorang dalam tehap-tahap perjalanan hidupnya.

Adapun pendapat R.J.Havighurst, tugas-tugas perkembangan itu jika diperinci sepanjang hidup seseorang, maka akan diperoleh rumusan sebagai berikut:

a. Tugas perkembangan pada masa bayi dan kanak-kanak awal

1. Balajar berjalan

2. Balajar makan-makanan padat

3. Balajar mengendalikan buang air kecil dan besar

4. Balajar membeda-bedakan jenis kelamin dan menghargainya.

b. Tugas perkembangan pada masa kanak-kanak akhir

1. Balajar tentang keterampilan psikis yang diperlukan dalam permainan yang ringan-ringan atau mudah.

2. Membentuk sikap-sikap sehat terhadap dirinya, demi kepentingan organismenya yang sedang tumbuh.

3. Balajar bergaul dan bermain bersama dengan teman-teman seusia.

4. Balajar menyesuaikan diri dengan keadaan dirinya, sebagai pria atau wanita.

c. Tugas perkembangan dalam masa remaja

1. Menerima keadaan psikisnya, dan menerima peranannya sebagai pria atau wanita.

2. Menjalin hubungan-hubungan baru dengan teman-teman sebaya, baik sesame jenis maupun lain jenis kelamin.

3. Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tuanya, juga dari orang-orang dewasa lainnya.

4. memperoleh kepastian dalam hal kebebasan pengaturan ekonomis, sekurangnya untuk dirinya sendiri.

d. Tugas perkembangan pada masa dewasa awal

1. memilih teman bergaul, baik sebagai calon suami maupun sebagai calon isteri.

2. belajar hidup bersama dengan suami dan isteri.

3. mulai hidup dalam sebuah keluarga yang dibinanya.

4. belajar mengasuh anak-anak.

e. Tugas perkembangan pada masa setengah baya

1. memperoleh tanggung jawab sebagai orang dewasa yang berwarganegara dan hidup bermasyarakat.

2. menetapkan dan memelihara suatu standar kehidupan ekonomi bagi keluarganya.

3. membantu anak-anak remajanya untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab.

4. mengembangakan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang, sesuai dengan keahlian dan keinginannya.

f. Tugas perkembangan pada masa tua

1. menyesuaikan diri dengan keadaan semakin berkurangnya kekuatan psikis dalam kesehatan.

2. menyesuaikan diri dalam masa pensiun dan pendapatan yang semakin berkurang.

3. menyesuaikan diri dalam keadaan meninggalnya suami isteri.

4. menjalin hubungan yang rapat dengan teman-teman atau kelompok seusia.

D. Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Psiko-Fisik Dalam Masing-Masing Periode

1. Periodesasi yang berdasarkan biologis

Yang dimaksud dengan periodesasi berdasarkan biologis adalah para ahli kejiwaan mendasarkan pembahasannya pada kondisi atau proses pertumbuhan biologis anak. Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain:

a. Pendapat Kreatschmer

Ia membagi perkembangan anak menjadi 4 (empat) fase:

1) Fullug speriode I, umur 0,0-3,0 tahun

2) Streckung seperiode I, umur 3,0-7,0 tahun

3) Fullug speriode II, unur 7,0-13,0 tahun

4) Streckung seperiode II, umur 13,0 tahun keatas

b. Pendapat Aristoteles

Ia merumuskan perkembangan anak dengan tiga fase Perkembangan yakni:

1) Fase I, umur 0,0-7,0

2) Fase II, umur 7,0-14,0

3) Fase III, umur 14,0-21,0

c. Sigmund Freud

Psikologi ini membagi perkembangan anak menjadi 6 (enam) fase yaitu:

1) Fase oral, umur 0,0-7,0 tahun

2) Fase anal, umur 1,0-3,0 tahun

3) Fase falis, umur 3,0-5,0 tahun

4) Fase latent, umur 5,0-12/13,0 tahun

5) Fase pubertas, umur 12/13,0-20,0 tahun

6) Fase genital, umur20 tahun-ke atas

2. Periodesasi berdasarkan Didaktis

Yang dimaksud dari tinjauan ini adalah dari segi keperluan atau materi apa kiranya yang tepat diberikan kepada anak didik pada masa tertentu, para ahli yang termasuk dalam kelumpok ini adalah:

a) Johan Amos Comenius

b) Jean Jacques Rousen

c) Charles E. Skinner

3. Periodesasi berdasarkan Psikologis

Pada bagian ini, para ahli membahas Segala perkembangan jiwa anak, beriorentasi dari sudut pandang psikologis, mereka tidak lagi mendasarkan pada sudut biologis atau dedaktis lagi. Sehingga mengembalikan permasalahan kejiwaan dalamlam kedudukannya yang murni. Tokoh utama pembahasan ini adalah psikolog dari Jerman Oswald Kroh, yang nantinya diikuti oleh para ahli lainnya baik dari Jerman itu sendiri maupun dari Negara-negara lain.

E. Beberapa Problem Perkembangan Dalam Proses Pembelajaran Siswa

Dalam pelaksanaan pembelajaran tidaklah selalu berjalan mulus sesuai dengan perencanaan dan tujuan yang hendak dicapai, banyak kritik-kritik tajam yang menghambat tercapainya perencanaan dan tujuan yang telah kita tetapkan, diantaranya mahasiswanya sendiri sebagai masukan masih mentah, hambatan juga ada pada tenaga pengajar dan sistemnya, sarana dan administrasi pendidikannya.

1. Masalah di perguruan Tinggi

Penetapan SKS di perguruan tinggi menghadapi beberapa masalah antara lain kurangnya pengertian mengenai pengalihan kurikulum, kekeliruan dalam penjabaran kurikulum, belum adanya konsep sentralisasi, langkanya penasehat akademik, dan pelitnya dosen memberi nilai.

Sebagai pengelola fakultas dan jurusan beranggapan SKS adalah suatu sistem yang wujudnya hanya berupa wadah baru dimana semua lama Kuliah sistem lama dimasukkan. Pengertian yang keliru seperti ini tentu saja menimbulkan masalah, karena sistem lama yang lima tahun tidak mungkin dituangkan dalam suatu wadah yang hanya empat tahun dan hanya memiliki maksimal 160 kredit.

2. Masalah sentralisasi

Masalah sentralisasi juga merupakan hambatan yang mungkin tak tersadari. Dalam pelaksanaan di lapangan SKS yang masih agak asing dapat menimbulkan berbagai masalah, yang paling mencolok diantaranya adalah penasehat akademik. Dalam SKS mahasiswa harus mengisi KRS pada waktu pendaftaran. Pengisian KRS dibimbing oleh seorang penasehat akademik yang bertugas pula untuk memberi penerangan mengenai Segala peraturan akademik yang ada, disamping tugas memonitor perkembangan yang dibimbingnya.

3. Masalah berbagai segi

a. Dari segi mahasiswa

Sebagian besar mahasiswa yang duduk dibangku perguryan tinggi rata-rata berusia antara 18-23 tahun, dan kebanyakan mereka berasal dari golongan masyarakat yang ekonominya pas-pasan, kemudian ditambah lagi dengan proses penyelenggaraan pendidikan di SMA mereka yang kurang menunjang atau kurang berhubungan dengan studinya diperguruan tinggi, latar belakang mahasiswa yang demikian jelas merupakan salah satu hambatan dalam pelaksanaan SKS. Terutama: acara kegiatan akademik terstruktur, yaitu kegiatan studi yang tidak terjadwal tetapi direncanakan oleh tenaga kerja.

b. Dari segi pengajar

Ditinjau daru sudut kualitas dan kuantitas, staf pengajar yang ada di PTN dan PTS yang ada sekarang ini, nampaknya masih kurang memadai. Apalagi dilihat dari tingkat keaktifan pengajar dalam memberikan kuliah yang keganyakan masih dibawah standar yang ideal dalam pelaksanaan SKS, yakni keaktifan pengajar dalam memberikan kuliah satu semester missal: masih dibawah 10 kali perminggu.

c. Dari segi sarana dan administrasi pendidikan

Kekurangan cara untuk pembiayaan pengadaan sarana dan administrasi memang merupakan keluhan tradisional yang sering kita dengar dibeberapa PTS maupun PTN, sehingga tak mengherankan jika sarana fisik, seperti perpustakaan, laboratorium, kekurangan ruang kuliah, maupun fasilitas lain. Merupakan salah satu hambatan dari kelancaran dan keberhasilan dari pelaksana SKS.

F. Solusi Bagi Problem Perkembangan Dalam Proses Pembelajaran Siswa

1. Menyediakan bimbingan dan penyuluhan bagi mahasiswa

Seperti kita ketahui diatas, usia mahasiswa rata-rata masih muda, belum mempunyai pemikiran yang dewasa dan mengetahui seluk-beluk proses belajar yang baik di perguruan tinggi, untuk ini lperan " Bimbingan dan Penyuluhan" bagi mahasiswa di Perguruan tinggi mempunyai peran yang besardidalam menunjang kelancaran dan keberhasilan penerapan SKS.

2. Meningkatkan kuantitas maupun kualitas pengajar

Untuk menupang suksesnya penerapan SKS, nampaknya peningkatan-peningkatan kuantitas staf pengajar sampai mendekati rasio yang ideal dengan jumlah mahasiswa perlu mendapat perhatian. Adapun untuk meningkatkan kualitas staf pengajar, usaha-usaha yang sudah ada seperti program akta mengajar, penataran-penataran perlu terus menerus ditingkatkan dan disempurnakan.

3. Sarana dan administrasi pendidikan

Sarana dan administrasi pendidikan ini tidak saja perlu kelengkapan yang memungkinkan pelayanan mahasiswa dengan lancer, cepat dan teratur, tapi juga perlu ditata alokasi penggunaan yang sebaik mungkin, sehingga penggunaan biaya untuk sarana dan administrasi tersebut dapat berjalan efektif dan efisien.

UNTAIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA AWAL

UNTAIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA AWAL

Arti Pertumbuhan dan Perkembangan
Ada banyak pendapat yang berbeda tentang arti istilah “ Pertumbuhan “ dan “ Perkembangan ”. Kelanjutan Bab ini membahas tentang untaian pertumbuhan dan perkembangan remaja awal dengan tinjauan berbagai aspek fisik dan psikis.
Diskusi Tentang Arti Pertumbuhan dan Perkembangan
Beberapa pendapat ahli dalam hal ini dikemukakan sebagai bahan-bahan pertimbangan dalam menarik kesimpulan.

1.1) Menurut Drs. H.M Arifin, M. Ed, mengemukakan bahwa ” Pertumbuhan ” dan diartikan sebagai suatu penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau ukuran Demensif tubuh serta bagian-bagiannya. Sedangkan ” Perkembangan ” menunjuk pada perubahan-perubahan dalam bentuk/bagian tubuh dan integrasi ke dalam satu kesatuan fungsional bila pertumbuhan itu berlangsung. Menurut Bonng Langfeld dan Weld, dicakup dalam satu kata Yaitu “ Kematangan “ Alasannya, manusia itu disebut Matang bila fisik dan psikisnya telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan sampai pada tingkat-tingkat tertentu, contohnya seorang remaja dapat berkenan manakala organ-organ seks telah tumbuh dan sikap, perasaan, dan pikiran mereka telah berkembang dalam arti telah ada ketertarikan dengan lawan jenis. Sedangkan H.C Witherington dalam bukunya lagi diterjemahkan oleh M. Buchari, menguraikan bahwa makna istilah pertumbuhan, perkembangan, pendewasaan, pendidikan dan belajar.
1.2) Kesimpulan Arti Pertumbuhan dan Perkembangan
Sebagai pegangan kesimpulan yang dapat ditarik adalah
a) Keduanya bekerja dalam satu proses perubahan yang berkenaan dengan aspek-aspek fisik dan psikis individu.
b) Saling bertumpang tindih satu sama lain.
c) Pertumbuhan, lebih condong pemakainya bagi perubahan fisik individu. Sedangkan perkembangan lebih condong berkenaan dengan perubahan psikis yang tidak pernah lepas dari pengaruh lingkungan sekitar.
d) Dari segi hasilnya, pertumbuhan mudah diukur secara langsung, sedangkan perkembangan lebih sukar, sebab hanya melalui pengukuran gejala-gejalanya saja.

Pertumbuhan Dan Perkembangan fisik ( Jasmani ) Remaja Awal.
Secara umum, terjadi pertumbuhan dan perkembangan pisik yang sangat pesat dalam masa remaja awal ( 12/13 – 17/18 tahun ). Menurut Dr. Zakiah Daradjat, bahwa di antara hal yang kurang menyenangkan remaja, adalah adanya beberapa bagian tubuh yang cepat pertumbuhannya, sehingga mendahului bagian yang lain seperti kaki, tangan dan hidung yang mengakibatkan cemasnya rremaja melihat wajah dan tubuhnya yang kurang bagus. Hal lain yang dikhawatirkan adalah bentuk badan yang terlalu gemuk, kurus, pendek, tinggi (Jangkung). Wajah yang kurang tampan atau cantik, ada jerawatnya dan sebagainya.

Pertumbuhan Kelenjar-kelenjar Seks dan Perkembangan Seksual Remaja Awal.
Pertumbuhan kelenjar-kelenjar seks (Gonads) remaja, sesungguhnya merupakan bagian integral dari pertumbuhan dan perkembangan jasmani secara menyeluruh lebih jauh lagi, bahwa kematangan seksual dalam usia remaja awal dan parohan pertama remaja akhir mempunyai korelasi positif dengan perkembangan sosial mereka. Hal semacam ini ditunjukkan oleh hasil penelitian James dan Moore terhadap remaja yang berusia antara 12 – 21 tahun dengan jumlah sampel 535 orang. Perkembangan perilaku seksual yang lebih bersangkutan dengan diri remaja, diantaranya yang sangat menonjol dan penting adalah onani atau masturbasi. Hal-hal seperti tentang seks ini tentu saja berpengaruh terhadap minat mereka pada sekolah atau pelajaran.






Pertumbuhan Otak dan Perkembangan Kemampuan Remaja Awal
Pertumbuhan otak anak wanita mengikat lebih cepat dalam usia 11 tahun dibandingkan pertumbuhan otak pria, tetapi pertumbuhan otak anak pria di usia 13 tahun meningkat 2 kali lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan pertumbuhan anak wanita seusia.
Selain itu terdapat pula bukti-bukti hasil penelitian yang menyimpulkan hal yang menyangkut pola dan cara berpikir remaja cenderung mengikuti orang-orang dewasa yang telah menunjukkan kemampuan berpikirnya. Ini mengisyaratkan adanya sisi positif dari perkembangan kemampuan psikis remaja awal. Sisi positif pertumbuhan otak dan perkembangan kemampuan pikir remaja, memanglah berimplikasi terhadap praktek-praktek pendidikan di sekolah.

Perkembangan ( dua pertumbuhan ) sikap, perasaan emosi, remaja awal, sikap perasaan/emosi seseorang telah ada 2 berkembang semenjak ia bergaul dengan lingkungan. Timbul sikap, perasaan / emosi itu (positif atau negatif) merupakan produk pengamatan dan pengalaman induvidu secara unik dengan benda fisik lingkungannya. Dengan orang tua dan saudara, serta pergaulan sosial yang labih luas perasaan yang sangat takuti oleh remaja adalah takut dikucilkan atau tersindir dari kelompoknya. Rasa sedih merupakan sebagaian emosi yang sangat menonjol dalam massa remaja awal. Sebaliknya perasaan gembira biasanya akan nampak manakala si remaja mendapat pujian, terutama pujian terhadap diri atau hasil usahanya. Bentuk – bentuk emosi yang sering muncul dalam masa remaja awal adalah marah, malu, takut, cemas, cemburu, iri hati, sedih, gembira, kasih sayang ingin tahu.
Perkembangan minat/ cita-cita remaja awal
Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kencenderungan lain yang mengarahkan induvidu kepada suatu pilihan tertentu, sedangkan cita-cita merupakan perwujudan dari minat.
Bentuk – bentuk minat / cita-cita yang dipunyai remaja awal, sangat beragam bentuknya seperti minat pribadi dan sosial. Minat terhadap rekreasi, minat terhadap agama dan terhadap sekolah.


Perkembangan pribadi, sosial dan Moral remaja awal
Pribadi diartikan sebagai organisme yang dinamis dalam sistem pisik dan pisikis yang menentukan keunikan sesorang menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Remaja dengan citra dirinya, menilai diri sendiri dan menilai lingkungannya terutama lingkungan sosial misalnya remaja menyadari adanya sifat-sifat sikap sendiri yang baik dan buruk. Moral adalah sebagai standar yang muncul dari agama dan lingkungan sosial remaja, memberikan konsep yang baik dan buruk, patut dan tidak, layak dan tidak layak secara mutlak

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK KELOMPOK UMUR 3 – 4 TAHUN

A. Kemampuan perkembangan yang harus dicapai anak sesaat sebelum berumur 4 tahun.

1. Gerak kasar : Berjalan jinjit
2. Gerak halus : Meniru membuat gambar lingkaran.
3. Bicara, bahasa, dan kecerdasan: Mengenal dan menyebutkan paling sedikit 1 warna.
4. Bergaul dan mandiri : Mematuhi peraturan sederhana dalam permainan.
B. Stimulasi perkembangan yang perlu diberikan :

1. Melatih anak berjalan mengikuti garis lurus.
Latihlah anak berjalan mengikuti garis lurus, misalnya sepanjang garis pada lantai. tunjukkan bagaimana menggunakan kedua tangan untuk menjaga keseimbangan.

2. Membantu anak belajar melompat dengan satu kaki.
Ajarilah anak melompat dengan satu kaki seperti pada waktu main engklek. Mula-mula anak perlu dipegang tangannnya. Lama-kelamaan biarkan ia melakukannya sendiri.

3. Membantu anak belajar melempar benda kecil ke atas.
Ambillah benda kecil yang ringan, kemudian tunjukkan cara melemparkan benda tersebut ke atas dan cara menjatuhkan benda ke dalam kaleng.

4. Membantu anak belajar menggunting dan membuat buku cerita dengan gambar tempel.Tunjukkan kepada anak cara mengunting gambar dari majalah/koran/buku bekas. Ajarilah anak untuk menyusun dan menempelkan gambar tersebut pada kertas, sehingga membentuk suatu urutan cerita.

5. Melatih anak belajar “menjahit”
Tempelkan sebuah gambar pada karton. Lubangilah karton tersebut dengan sebuah paku disekeliling gambar tersebut. Ambillah tali sepatu/tali rafia yang salah satu ujungnya telah disimpulkan. MAsukkan ujung lainnya ke dalam lubang-lubang tersebut menyerupai gerakan menjahit. MIntalah anak untuk menirukannya.

6. Mintalah anak menggambar dan menulis.

Tunjukkan kepada anak cara membuat garis dan bulatan menjadi gambar rumah, tonggak, matahari, bulan dan sebagainya. Tunjukkan pula cara menulis huruf dan angka, serta menulis namanya. LAtihlah agar ia sedikit demi sedikit dapat menggambar dan menulis.

7. Melatih anak mengenal huruf dan angka
Untuk membantu anak mengenal huruf dan angka, buatlah potongan-potongan karton sebesar kartu. Tuliskan angka 1 – 10 dan huruf A, B, C dan seterusnya pada potongan-potongan karton tersebut satu persatu, dan ajarkan cara menyebutnya. Mintalah kepadanya untuk mencari dan menemukan tulisan yang sama di majalah/koran/buku. latihlah anak, sampai ia mengenal semua huruf dan angka dengan baik.

8. Melatih anak mengenal bentuk dan warna

Sediakan kertas berwarna, karton, gunting, dan lem. guntinglah kertas berwarna menjadi bentuk, misalnya segitiga, segi empat, lingkaran dan sebagainya. BIcarakanlah dengan anak mengenai perbedaan bentuk dan warna, serta tunjukkan cara membuat gambar tempel. Mintalah anak menempelkan bentuk berwarna tersebut pada karton.

9. Memberi kesempatan kepada anak untuk menceritakan tentang dirinya, dan mengetahui urutan cerita.

Buatlah anak agar ia mau menceritakan kejadian yang dialaminya dan apa yang dilihatnya. Bantulah anak dengan lebih dahulu menceritakanya, kemudian mintalah ia melanjutkannya menurut urutanya.

10. Melatih anak mengenal perbandingan.
Ajarkan kepada anak membandingkan sifat benda, misalnya lebih panjang, lebih pendek, lebih besar, lebih muda, dan sebagainya.

11.Mengajari anak mengenal lawan kata.
Sebutkan beberapa kata yang biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari, misanya : panas, panjang, luas, dsb. Mintalah anak menyebutkan lawan katanya.

12. Membantu anak belajar mandi dan mengeringkan tubuhnya.

Ajari anak cara mandi sendiri dengan sabun, membilas tubuh, dan mengeringkan dengan handuk.

13. Mengajak anak mengikuti kegiatan memasak, dan memberi kesempatan untuk bertanya.
Ajaklah anak untuk membantu memasak di dapur. berilah ia pekerjaan yang mudah dan tidak berbahaya, seperti menimbang, mengaduk, membubuhkan gula, dsb. Bicarakanlah apa yang sedang dikerjakan bersama, dan beri kesempatan kepada anak untuk bertanya.

14.Melatih anak untuk bisa mengatasi kesedihan dan kekecewaan.
Bujuklah dan tenangkanlah anak ketika ia menangis atau kecewa dengan cara membelainya dan berbicara kepadanya dengan lembut mengenai apa yang dirasakannya.

15.Membantu anak mengenal sopan santun, berterimakasih, mencium tangan dansebagainya.
Ajarkanlah dan tunjukkanlah kepada anak sikap sopan santun, misalnya menghormati orang yang lebih tua, mengucapkan terimakasih, mencium tangan, berdoa, dan sebagainya.

Pertumbuhan dan Perkembangan Anak 2

Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Sebagian perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seseorang merupakan bagian dari pertumbuhan dan perkembangannya, sedangkan sebagian lagi dari perubahan-perubahan itu tidak ada kaitannya sama sekali.

Seifert dan Haffnung membendakan tiga tipe (domain) perkembangan yaitu:

Perkembangan fisik mencakup pertumbuhan biologis. Misalnya, pertumbuhan otak, otot, tulang serta penuaan dengan berkurangnya ketajaman pandangan mata dan berkurangnya kekuatan otot-otot.

Perkembangan kognitif mencakup perubahan-perubahan dalam berpikir, kemampuan berbahasa yang terjadi melalui proses belajar.

Perkembangan psikososial berkaitan dengan perubahan-perubahan emosi dan identitas pribadi individu, yaitu bagaimana seseorang berhubungan dengan keluarga, teman-teman dan guru-gurunya. Ketiga domain tersebut pada kenyataannya saling berhubungan dan saling berpengaruh.

Sejak tahun 1980-an semakin diakui pengaruh keturunan terhadap perbedaan individu. Menurut Santrok (1992) semua aspek dalam perkembangan dipengaruhi oleh faktor genetik. Aspek-aspek yang paling banyak diteliti sehubungan dengan pengaruh genetik ini ialah kecerdasan dan temperamen.

Arthur Jensen (1969) melontarkan pendapatnya bahwa kecerdasan itu diwariskan, dengan pengaruh yang sangat minimal dari lingkungan dan budaya. Menurut Jensen pengaruh keturunan terhadap kecerdasan sebesar 80 persen, sedangkan menurut ahli lain sebesar 50 persen.

Temperamen adalah gaya perilaku atau karakteristik dalam merespons lingkungan. Ada bayi yang sangat aktif dengan menggerak-gerakan tangan, kaki dan mulutnya dengan keras, ada pula yang lebih tentang. Ada bayi yang merespons orang lain dengan hangat, ada pula yang pasif dan acuh tidak acuh.

Menurut Thomas & Chess (1991) ada tiga dasar temperamen yaitu yang mudah, yang sulit dan yang lambat untuk dibangkitkan. Beberapa ahli perkembangan berpendapat bahwa temperamen adalah karakteristik bayi yang baru lahir yang akan dibentuk dan dimodifikasi oleh pengalaman-pengalaman masa kecil yang ditemui dalam lingkungannya. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa terdapat interaksi antara keturunan dan lingkungan dalam terjadinya perkembangan.

Menurut Santrok dan Yussen (1992) perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan yang dimulai sejak saat pembuahan dan berlangsung terus selama siklus kehidupan. Pola gerakan ini kompleks dan merupakan produk dari beberapa proses yaitu: biologis, kognitif dan sosial.

Pembagian waktu dalam perkembangan disebut fase-fase perkembangan. Santrok dan Yussen membaginya atas lima fase yaitu: fase pranatal (saat dalam kandungan); fase bayi (sejak lahir sampai umur 18 atau 24 bulan), fase kanak-kanak awal sampai umur 5 – 6 tahun, kadang-kadang disebut fase pra sekolah; fase kanak-kanak tengah dan akhir, sampai umur 11 tahun, sama dengan usia sekolah dasar terakhir fase remaja yang merupakan transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa awal, antara umur 10/13 sampai 18/22 tahun.

Erik H. Erikson yang melahirkan teori perkembangan afektif mengemukakan bahwa perkembangan manusia adalah sintesis dari tugas-tugas perkembangan dan tugas-tugas sosial. Perkembangan afektif menurut Erikon terdiri dari delapan fase:

  1. Trust vs, Mistrust/kepercayaan dasar (0;0 – 1;0)

  2. Autonomy vs. Shame and Doubt/otonomi (1;0 – 3;0)

  3. Initiative vs. Guilt/inisiatif (3;0 – 5;0)

  4. Industry vs. Inferiority/produktivitas (5;0 – 11;0)

  5. Identity vs. Role Confusion/identitas(12;0 – 18;0)

  6. Intimacy vs. Isolation/keakraban (19;0 – 25;0)

  7. Generativiy vs. Self Absorption/generasi berikut (2;5 – 45;0)

  8. Integrity vs. Despair/integritas (45;0 …)

Jean Piaget membagi perkembangan kognitif atas empat fase:

  1. Sensor motorik (0;0 – 2;0)

  2. Pra operasional (2;0 – 7;0)

  3. Operasional konkret (7;0 – 11;0)

  4. Operasional formal (11;0 – 15;0)

Robert J. Havighurst mengemukakan bahwa pada usia-usia tertentu seseorang harus mampu melakukan tugas-tugas perkembangan. Kemampuan merupakan keberhasilan yang memberikan kebahagiaan serta memberi jalan bagi tugas-tugas berikutnya, dan terdiri dari tugas perkembangan;

  1. Masa kanak-kanak (usia bayi dan usia TK)

  2. Masa anak (usia SD)

  3. Masa remaja

  4. Masa dewasa awal

  5. Masa setengah baya

  6. Masa tua

Menurut Havighurst setiap tahap perkembangan individu harus sejalan dengan perkembangan aspek-aspek lainnya, yaitu fisik, psikis, emosional, moral dan sosial.


Hukum-Hukum Perkembangan

Dalam perkembangan manusia terdapat hukum-hukum yang diperoleh melalui penelitian, kajian teori dan praktek. Carol Gestwicki (1995) mengemukakan bahwa:

  1. Dalam perkembangan terdapat urutan yang dapat diramalkan.

  2. Perkembangan pada suatu tahap merupakan landasan bagi perkembangan berikutnya.

  3. Dalam perkembangan terdapat waktu-waktu yang optimal.

  4. Perkembangan itu maju berkelanjutan dan semua aspek-aspeknya merupakan kesatuan yang saling mempengaruhi.

  5. Perkembangan itu maju berkelanjutan dan semua aspek-aspeknya merupakan kesatuan yang saling mempengaruhi.

  6. Setiap individu berkembang sesuai dengan waktunya masing-masing.

  7. Perkembangan berlangsung dari yang sederhana kepada yang kompleks, dari yang umum kepada yang khusus.

Menurut Sutterly Donnely (1973) terhadap 10 prinsip dasar pertumbuhan.

  1. Pertumbuhan adalah kompleks, semua aspek-aspeknya berhubungan sangat erat.

  2. Pertumbuhan mencakup hal-hal kuantitatif dan kualitatif.

  3. Pertumbuhan adalah proses yang berkesinambungan dan terjadi secara teratur.

  4. Pada pertumbuhan dan perkembangan terdapat keteraturan arah.

  5. Tempo pertumbuhan tiap anak tidak sama.

  6. Aspek-aspek berbeda dari pertumbuhan, berkembang pada waktu dan kecepatan berbeda.

  7. Kecepatan dan pola pertumbuhan dapat dimodifikasikan oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik.

  8. Pada pertumbuhan dan perkembangan terdapat masa-masa krisis.

  9. Pada suatu organisme akan kecenderungan untuk mencapai potensi perkembangan yang maksimum.

  10. Setiap individu tumbuh dengan caranya sendiri yang unik.

Belajar adalah perubahan perilaku sebagai fungsi pengalaman. Di dalamnya tercakup perubahan-perubahan afektif, motorik dan kognitif yang tidak dihasilkan oleh sebab-sebab lain.

Albert Bandura (1969) menjelaskan sistem pengendalian perilaku Belajar adalah perubahan perilaku sebagai fungsi pengalaman. Didalamnya tercakup perubahan-perubahan afektif, motorik dan kognitif yang tidak dihasilkan oleh sebab-sebab lain.

Albert Bandura (1969) menjelaskan sistem pengendalian perilaku. Stimulus control. Perilaku yang muncul di bawah pengendalian stimulus eksternal, seperti bersin, bernafas dan mengedipkan mata. Outcome control. Perilaku yang dilakukan untuk mencapai hasilnya, berorientasi pada hasil yang akan dicapai. Symbolic control. Perilaku yang diarahkan oleh kata-kata yang dirumuskan, atau diarahkan oleh antisipasi yang diimajinasikan dari hasil yang akan dicapai.

Beberapa ide umum tentang pengalaman belajar:

  1. Keterlibatan dalam pengalaman belajar mempunyai pengaruh penting terhadap pembelajaran.

  2. Suasana yang bebas dan penuh kepercayaan akan menunjang kehendak peserta didik untuk mau melaksanakan tugas sekalipun mengandung risiko.

  3. Strategi yang mendalam dapat dipergunakan namun pengaruh penting terhadap beberapa aspek, seperti; usia, kematangan, kepercayaan dan penghargaan terhadap orang lain.

  4. Pada umumnya pembelajaran berpengaruh kepada hal-hal khusus seperti menghargai orang lain dan bersikap hati-hati kepada yang baru dikenal.

  5. Terdapat banyak pengaruh yang dapat dipelajari melalui model (orang tua dan guru) sedang peserta didik berusaha menirunya.

Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah dalam situasi-situasi antara pribadi. Kepada guru diharapkan untuk menyadari bahwa setiap orang mempunyai cara yang tertentu untuk mempelajari informasi baru agar tercapai semaksimum mungkin. Pengalaman belajar seseorang sangat erat kaitannya dengan gaya belajar, cara belajarnya, yang dipengaruhi oleh berbagai variabel, yaitu faktor-faktor fisik, emosional, sosiologis dan lingkungan.

Pada awal pengalaman belajar, langkah pertama yang perlu dilakukan ialah mengenali modalitas kita masing-masing yaitu bagaimana menyerap informasi dengan mudah. Apakah modalitas kita visual, yaitu belajar melalui apa yang dilihat, apakah auditorial yaitu belajar melalui apa yang didengar, apakah kinestetik, yaitu belajar melalui gerak dan sentuhan.

Dalam mengajar, guru hendaknya mampu mengomunikasikan materi dan menyampaikan informasi dengan menggunakan berbagai metode mengajar agar setiap anak dapat menyerap dan memahaminya untuk kemudian digunakan pada saat diperlukan. Hal ini hanya dapat dicapai bila guru mengetahui karakteristik murid-muridnya yang visual, yang auditorial maupun yang kinestik.

Konsepsi pengajaran tradisional yang mementingkan perkembangan intelektual kemudian berubah. Sekolah yang modern lebih memperhatikan seluruh pribadi anak itu, baik mengenai segi emosi, sosial, jasmani maupun segi intelektualnya. Sekolah berusaha dengan sengaja mengembangkan semua aspek pribadi anak dengan memberikan bahan pelajaran yang sesuai dan dengan cara penyampaian yang bervariasi.

Sebenarnya pribadi anak itu tidak dapat dipecah-pecah beberapa bagian yang terpisah-pisah. Dalam segala tindakannya manusia itu bersikap sebagai suatu keseluruhan yang utuh.

Sumber Buku Perkembangan Peserta Didik oleh Mulyani Sumantri